Minggu, 04 Desember 2011

Ujian Keikhlasan di Atas Bus


Kali ini saya akan berbagi cerita kepada anda semua tentang pengalaman saya ketika saya menumpang sebuah bus kelas ekonomi dari kota kelahiran saya menuju kota perantauan. Lebih menyempit lagi tepatnya saya akan berbagi pandangan saya tentang penarik sumbangan amal yang ada di dalam bus. Tulisan ini dibuat sama sekali tidak bertujuan untuk mendiskreditkan siapapun dan profesi apapun karena sekali lagi saya hanya ingin berbagi cerita dan berbagi opini kepada anda semua.

Pedagang minuman dan makanan ringan, penjaja koran, sampai pengamen spesialis lagu jadul bergantian naik turun bus yang saya tumpangi. Namun yang menarik perhatian saya adalah sesosok pria berpenampilan agamis  berpakaian serba putih lengkap dengan peci khas seorang haji. Dengan menenteng sebuah kotak kayu yang atasnya sudah dilubangi, orang ini mulai berjalan dari bagian depan sampai belakang bus sambil membagikan selembaran berisi surat permohonan sumbangan yang ditandatangani langsung oleh pimpinan ponpes dan bupati daerah tersebut lengkap dengan stempel.

Setelah beberapa saat membaca selebaran tersebut membuat pintu hati saya terketuk. Seoalah mengingat bahwa diluar sana masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita, tampaknya saya mulai berubah menjadi dermawan. Ketika mulai merogoh uang dari dalam saku, saya mulai teringat dengan tayangan investigasi di sebuah stasiun televisi yang mengangkat tentang penipuan berkedok permintaan sumbangan yang sebenarnya tidak disalurkan untuk hal yang bermanfaat tetapi digunakan untuk mengakomodir kesenangan segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.

Namun saya mencoba berpikiran positif, saya tetap memberikan sedikit uang saya sambil mengingat bahwa saya hanya menanti imbalan pahala dari Sang Maha. Saya memberikan sumbangan ini sambil terus menatap sang ”pembawa kotak amal” dan berharap semoga sumbangan saya benar-benar tepat sasaran.

Keikhlasan saya benar-benar diuji, tepatnya diuji karena saya sedikit terpengaruh tayangan investigasi yang pernah saya lihat. Namun akhirnya saya benar-benar ikhlas, karena saya hanya mengharap imbalan dari yang Maha kuasa, dan apabila dana tersebut disalahgunakan biarlah Sang Maha yang membalasnya.

Sekali lagi tulisan ini tidak dibuat untuk mendiskreditkan satu profesi tertentu, dan tidak juga untuk memamerkan sedekah apalagi menunjukkan ketidak ikhlasan. Tulisan ini dibuat semata karna saya ingin berbagi cerita kepada anda semua. Dan saya juga ingin mengetahui opini anda tentang fenomena yang ada saat ini? Silahkan berikan opini anda di kotak komentar.

Hanya sebuah opini,,,bagaimana menurut anda?

2 komentar:

  1. yah saya pun sering mengalami kejadian yang mirip,tapi kemudian saya berpikir kembali untuk memberi sumbangan kepada pengumpul sumbangan yang tidak jelas , kenapa demikian , sebab menurut pendapat saya seandainya kita memberi sumbangan kepada pengumpul yang ndak jelas, dan uang itu digunakan untuk membeli minuman keras dan kemudian mereka mabuk dan menggangu orang lain akhirnya kita ikut berperan dalam tindak kejahatan.....

    BalasHapus
  2. hahaa... itulah hidup.. tapi terkadang lebih baik saya abstain untuk hal itu..
    *daripada ngasih tapi tidak ikhlas.hehe

    BalasHapus