wim rijsbergen (mediaindonesia.com) |
Kekalahan Indonesia atas Bahrain di kandang sendiri membuahkan kekecewaan mendalam bagi seluruh pendukung tim garuda. Sorotan tajam langsung mengarah kepada pelatih wim rijsbergen. Bukannya mengakui kegagalan racikannya, wim justru menyebut bahwa tim nasional Indonesia tidak layak bermain di level dunia.
Wim sempat memberikan angin segar saat baru memulai kiprah kepelatihan di tim garuda. Saat itu Wim mampu membawa timnas menjungkalkan Turkmenistan, namun saat ini semuanya telah berbalik. Buruknya sentuhan Wim semakin menguatkan opini bahwa kecemerlangan timnas di awal era Wim adalah sisa-sisa sentuhan pelatih sebelumnya, Alfred Riedl.
Sepertinya Wim Rijsbergen mulai cuci tangan atas buruknya performa tim garuda. Dengan kalimat yang menyatakan bahwa timnas Indonesia tidak layak bermain di level dunia , semakin membuktikan bahwa Wim adalah pelatih yang tidak bagus. Karena timnas yang saat ini adalah timnas yang mampu mempertontonkan permainan yang indah saat menjadi Runner-up piala AFF lalu namun timnas menjadi loyo ketika Wim mulai membesut tim ini.
wim (republika.co.id) |
Indonesia adalah Negara yang sepakbolanya sedang berkembang. Kalah adalah hal yang biasa apalagi menghadapi tim yang levelnya masih lebih tinggi. Saat fase seperti ini dibutuhkan pelatih berkualitas yang memiliki strategi kelas wahid. Selain itu yang terpenting adalah pelatih harus memiliki mental juara yang bagus untuk terus memompa semangat pemain agar terus bersemangat. Namun semua criteria tersebut jauh dari Wim Rijsbergen.
Bagaimana menurut anda?
Setuju dgn komentar meneer Rijsbergen bahwa Indonesia belum layak bermain di level dunia(piala dunia). Karena utk bisa bermain di PD, sebuah timnas harus difondasi dgn kompetisi yang terstruktur dan profesional. Coba sebutkan negera peserta PD yg dinegaranya kompetisinya amburadul. Coba menengok keadaan kompetisi Indonesia, yg utk tahun ini saja belum jelas nasibnya. Siapapun pelatih timnas, kalau kompetisi belum mapan, tidak akan pernah layak bermain di level dunia.
BalasHapusSetuju juga dgn penulis, Rijsbergen tidak boleh cuci tangan karena dia tahu kualitas Indonesia. Dia harusnya juga memberi advis kepada PSSI utk mengelola kompetisi dgn profesional, krn dia punya pengalaman baik di Belanda maupun dinegara dia penah menjadi ass.pelatih( kalau diberi akses oleh PSSI).
Saya kira yg diperlukan oleh indonesia saat ini bukan pelatih asing, tapi ketua PSSI asing, maksudnya adalah ilmu mengelola kompetisi secara profesional, dari negara2 yg sdh mapan kompetisinya. Lebih baik memakai adviseur dari eropa, misalnya, untuk mengelola kompetisi scr profesional. Jangan hanya mau prestasi instant, membentuk tim junior terus dikirim ke luar negeri. Sudah terbukti tidak berhasil dan tak akan pernah berhasil. Itu sebabnya utk regenerasi di setiap badan sepakbola(uefa,afc dll) ada kompetisi berdasar golongan usia, yg menunjukkan betapa pentingnya kompetisi sbg landasan timnas yg kuat dan berprestasi. Tidak instant, tapi diusahakan sejak usia muda dgn waktu yg panjang
BalasHapusnegara ini terlalu banyak dihuni oleh orang-orang berkepentingan yang tak ada sangkut pautnya dengan kemajuan Indonesia. Ini sudah terbukti, Alferd R yang mampu membawa TIMNAS ke runner up di piala AFF malah dipecat dan digantikan dengan pelatih yang tidak jelas prestasinya itu.
BalasHapussaya setuju jika alfred riedl di tarik kembali melatih timnas
BalasHapus