Senin, 08 Agustus 2011

Mau dibawa kemana sepak bola kita, pak?

Djohar Arifin Husin (Marco Tampubolon/VIVAnews



Baru saja terjadi pergantian nahkoda di dalam tubuh PSSI namun sudah ada beberapa wacana perubahan yang membawa kontroversi. Terutama kontroversi tentang wacana merger klub LPI dan klub ISL. Dan wacana lain tentang akan berubahnya format kompetisi menjadi tiga wilayah juga akan membawa sepak bola indonesia mengalami kemunduran.

Wacana merger klub LPI dan ISL ditengarai sebagai langkah Djohar cs untuk memasukkan klub LPI ke liga resmi PSSI yaitu ISL secara instant. Padahal seharusnya klub yang akan masuk sebagai anggota harus melalui jalur berjenjang dimulai dari divisi 3 dan seterusnya sebelum akhirnya naik ke kasta tertinggi. Klub yang saat ini sudah berada di ISL adalah klub yang sudah bertahun – tahun berjuang mulai bawah sampai saat ini berada di kasta tertinggi, tentu mereka tidak akan mau posisinya digusur klub LPI yang rata-rata masi berusia setengah musim.

Selain itu wacana akan diberlakukannya kompetisi tiga wilayah atau lebih menurut saya adalah suatu kemunduran, kompetisi saat ini sudah ideal. Jika kompetisi dirubah menjadi 3 wilayah atau lebih bukan tidak mungkin akan ada penambahan kontestan. Dengan demikianklub divisi utama dan divisi satu akan promosi secara langsung. Dan dalam proses itu bukan tidak mungkin akan terjadi jual beli jatah promosi seperti yang pernah diisukan pada masa Nurdin Halid.

Semua yang diusulkan Pak Djohar sepertinya tertuju pada satu hal yaitu agar klub LPI mendapat tempat di kasta tertinggi PSSI. Semua wacana Pak Djohar semakin meninggalkan kesan bahwa beliau adalah boneka AP.  Mau dibawa kemana sepak bola kita Pak? Kalau mau membawa ke arah yang lebih baik, janganlah mementingkan kepentingan golongan tertentu dan utamakanlah prestasi persepakbolaan indonesia yang selama ini masih buram.
  
  Masyarakat sepakbola indonesia saat ini sudah tidak membutuhkan teori atau wacana tentang upaya memajukan sepak bola indonesia, tapi membutuhkan bukti nyata. Prestasi timnas sudah menjadi harga mati. Intinya masyarakat saat ini sudah tidak mau pusing tentang masalah PSSI, bahkan mungkin masyarakat tidak akan peduli jika pengurus PSSI korupsi asalkan liga indonesia berjalan baik dan timnas berprestasi. Kami butuh bukti pak, bukan wacana!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar